Laman

Selasa, 26 Februari 2013

Yap! I'm Back . . .

Yeaahh . . . Im Back.
Fyuuuhh . . . awalnya mau buat blog hasil pemikiran filosofisku sendiri. Tapi ya ya ya . . . itu jarang terjadi untuk hal tulisan-tulisanku. AKu lebih sering nulis yang aneh-aneh ketimbang yang serius-serius. Untuk penampilan juga, jangan dilihat dari cover ya . . . lain cover lain isinya. Hehe . . .

Oh iya, untuk Tagline Blog saya yaitu "Maaf ku tak pernah berterus terang", Yah jadinya blog ini semacam gabungan tulisan filosopis dan keanehanku tentang hal-hal yang tidak bisa aku jelaskan dengan ucapan secara verbal. Selalu begitu, menulis adalah pelarianku ketika kata tak lagi mampu terucapkan lewat nada. Maka biarkan tulisan ini yang bicara.

"Maaf kutak pernah berterus terang, namun kutetap mempercayaimu . ."

Selasa, 12 Februari 2013

Hakikat Hidup (2)

Dalam hidup ada begitu banyak hal yang awalnya tak butuh dijelaskan. Dan jangan pernah memaksa, karna kelak waktulah yang kan memberikanmu pemahaman yang baik dan benar. Pemahaman dari segala alasan dan penjelasan yang menggantung di langit-langit tua.

Tahukah? seseorang memilih pergi dan menghilang untuk menenangkan segala bentuk remuk batinnya yang berkecamuk. Persimpangan jalan selalu memberi jalan kebuntuan untuk melangkah maju atau malah kekanan atau kekiri. Ada banyak penjelasan yang ternyata tidak bisa disampaikan sedimikian rupa seperti keinginan kita. Ada beragam penjelasan yang nyatanya tak sesedrehana itu untuk dijelaskan.

Dan pahamilah bahwa "Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan." Ya, pahamilah dari sisi yang pergi, bukan dari sisi yang ditinggalkan. Dengan begitu, kau akan berusaha menerima, menunggu hingga akhirnya penjelasan itu akhirnya mengalah dan tak lagi tergantung dilangit tua. Hanya masalah waktu. Itu saja :)

Hakikat Hidup

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya. Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.
---------------------------------------------

Cukup pahami, bahwa tidak selalunya apa yang kita inginkan tercapai sesuai keinginan kita. Rabbuna lah yang memegang kendali atas kehidupan kita. Apapun ujung dari ikhtiar kita, apapun akhir dari segala daya dan upaya kita. Kita tetap harus menerima apapun yang kita terima. Meski lewat kejadian yang begitu menyakitkan, membuat dada kita sesak karenanya, menikam seluruh asa dan harapan yang pernah kita bangun dengan kokoh. Sepedih apapun, seperih apapun hidup yang kita terima, hidup tetap harus dijalani. Dengan pemahaman yang tulus, dengan pengertian yang benar, dengan penerimaan yang indah. Seperti daun yang tak pernah membenci angin sebab hembusannya.

Hakikat Cinta

“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.”  --Tere Liye
Dan dalam hidup kita sekalipun, begitu banyak penjelasan dan alasan yang terkadang tidak benar-benar kita butuhkan agar membuat kita paham. Penjelasan pun hanya akan membuat kita berkilah memberi alasan atau argumen-argumen yang kita yakin orang lain tak mampu menyanggahnya. Maka, hakikat cinta adalah melepaskan. Ketika tulus itu telah benar, maka kau akan menemukan cinta sejati itu. Mungkin bukan dia yang saat ini terus berenang dalam pikiranmu, tapi nanti . . . selalu ada cerita indah diakhir pencarianmu. Cukup kau pahami bahwa Allaah tak pernah berlaku zhalim pada hamba-Nya, bahwa yang terbaik buat kita belum tentu baik menurutnya. 
~Cukup kau pahami, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya.